01/09/12

4 teknik dasar penargetan/sasaran periklanan digital

Ada analogi menarik yang disampaikan oleh Aing Indra dalam artikel di blog-nya. Analogi itu seperti ini,

"Seorang penembak takperlu membrondong semua sasaran dengan senjata mesinnya, karena dia takpernah tahu siapa sebenarnya objek sasaran yang ditembakinya itu...".
Analogi di atas bila dikorelasikan dengan dunia advertising digital, akan bermakna lebih kurang seperti ini,
"Para advertiser dalam membidik target audiennya sudah takperlu lagi menghambur-hamburkan biaya tanpa tahu sesungguhnya kepada siapa iklan itu ditujukan."
Gambaran ini persis dengan teknik yang diusung oleh salah satu 'pemain' periklanan digital yang sedang berkembang saat ini, Adstars.

Adstars dalam menjalankan bisnis periklanan digital, sudah sejak awal membantu para advertiser menyampaikan banner iklan sebuah campaign kepada audiens yang mereka inginkan, dengan modal keunggulan teknologi digital yang mereka miliki, Adstars mampu merealisasikan keinginan dari campaign yang dilakukan.

4 teknik dasar penargetan/Sasaran

Ada 4 teknik dasar penargetan/Sasaran dalam menjalankan sebuah iklan yang dimiliki oleh Adstars, antara lain:
1) Targeting berdasarkan Kota, dalam target ini, banner iklan hanya muncul pada audiens yang mengakses dari kota kota tertentu yang kita targetkan. Pasalnya, karena iklan bermuatan lokal kota tertentu yang sudah pasti iklan hnaya akan dilihat oleh audiens di kota tersebut.
Sebagai contoh:
Pembaca saya anggap sebagai pemasang iklan, Anda memasang banner berisi informasi mengenai event yang akan diadakan di kota kota tertentu, misalkan, Jakarta, Bandung, Semarang dan Jogja. Tentunya Anda tidak membutuhkan banner iklannya muncul di Balikpapan, Cilacap ataupun Merauke yang notabene bukan target/sasaran sebuah campaign iklan.

2) Targeting berdasarkan waktu, dalam target ini iklan banner hanya muncul pada audien di jam-jam yang sudah ditentukan oleh Adstars berdasarkan keinginan pemasang iklan, pasalnya berdasarkan analisa dan pengalaman campaign sebelumnya, diketahui bahwa CTR (click through rate) banyak terjadi di jam-jam tertentu.
Sebagai contoh:
Anda memasang banner iklan produk untuk anak sekolah, maka jam tayang idealnya adalah waktu-waktu disaat anak sekolah memiliki banyak sekali waktu luang untuk browsing di internet, yaitu antara jam 17.00 sampai jam 21.00.

TIPS:

Hindarilah penayangan iklan yang berhubungan dengan audiens level anak sekolah pada jam-jam disaat anak sekolah sedang sibuk belajar dan jauh dari komputer alias tidak mengakses internet.

3) Targeting berdasarkan behavioral, maksudnya banner iklan hanya akan muncul pada audiens tertentu yang telah dianalisa berdasarkan perilaku browsing-nya. Teknik ini seolah-olah sedang mengendus-endus kebutuhan orang yang berdasarkan sejarah perilakunya. Sehingga dapat disimpulkan, pengguna internet yang hobinya main bilyar, besar kemungkinan sangat cocok bila penggunan ini disuguhi iklan stik bilyar. Pengguna yang gemar travelling tentunya suka browsing sekali menelusuri website-website traveling, sangat pas bila ditawarkan iklan-iklan paket berlibur. Dan seterusnya.
Sebagai contoh:
Telah banyak banner iklan perangkat games Adstars yang diterbitkan untuk audiens yang sering browsing di portal-portal games.

4) Targeting berdasarkan konteks, banner iklan hanya akan muncul pada laman web yang berisi artikel yang relevan dengan isi banner iklan tersebut.
Sebagai contoh:
Banner iklan produk handphone android dimunculkan di laman web yang memang berisi artikel tentang handphone android, symbian, atau smartphone dan lain sebagainya.

Selain 4 teknik dasar penargetan/Sasaran yang dimiliki Adstars dalam menjalankan tayangan sebuah iklan, masih terdapat 2 hal penting yang selama ini telah dijalankan.
1. Retargeting, maksudnya iklan akan dimunculkan kembali kepada pengguna yang sama. Pasalnya, terdapat proses engagement yang diharapkan namun belum terselesaikan.
Sebagai contoh:
Pengguna atau audiens melihat banner iklan sebuah produk, kemudian tertarik lalu dia mengklik banner tersebut. Setelah mempelajari iklannya, pengguna tersebut kemudian masuk ke halaman berisi form pemesanan, dan mulai mengisinya. Namun karena suatu hal, pengisian form tersebut tidak terselesaikan, maka dikesempatan lain banner yang sama akan dimunculkan lagi kepada pengguna tersebut dengan tujuan untuk mengingatkan dan menyelesaikan proses pengisian form.

2. Capping, teknik ini merupakan teknik pembatasan frekwensi kemunculan banner iklan pada audiens yang sama untuk menghindarkan kejenuhan. Maka dimunculkanlah banner iklan lain yang mungkin lebih menarik buat si audiens sehingga iklan tidak 'terbuang' dengan percuma.

Penggunaan semua teknik tertulis di atas sangat penting dalam mensukseskan sebuah campaign, karena sangat membantu meningkatkan penargetan sebuah iklan yang tepat sasaran (audiens). Konsep sebuah iklan  tertuju dengan tepat terhadap audien yang diinginkan. Semakin akurat kemampuan targeting konsep iklan, maka akan semakin besar pula peluang terjadinya engagement yang diharapkan.

Mudah-mudahan artikel, "4 teknik dasar penargetan/Sasaran" ini bisa menambah wawasan Anda. (sumber: aingindra.com)